Kepada ibunda dan ayahandaku yang sangat kusayangi.
Kali ini aku menulis sebuah surat, yang tak tercetak dalam bahasa Inggris karena akan kubiarkan engkau tau apa yang akan aku ungkapkan. Surat ini mungkin tak akan pernah aku kirim karena aku akan menjadi sangat malu untuk mengungkapkan apa yang aku rasakan disini. Berada jauh dari kalian merupakan suatu hal yang baru bagiku, perasaan awal mungkin membuatku begitu yakin aku akan baik-baik saja karena aku mengingkan untuk mencoba hidup (benar-benar) mandiri yaitu dengan cara jauh dari kalian, tapi aku tak yakin setelah beberapa bulan berada di sini, rasanya rindu… Lebih dari apapun. Tapi kembali pada tujuanku, aku tidak akan membuat kalian menang, aku disini untuk mengejar cita-citaku, semangatku tidak boleh pudar karena hal ini. Awalnya mungkin aku adalah anak manja yang tidak dapat jauh dari kalian, aku menjadi tidak tau apa-apa karena aku selalu bergantung pada kalian, tapi sekarang izinkan aku membuktikan bahwa aku bisa. Jangan pernah kalian tanyakan rindu, jauh dari lubuk hatiku terdalam aku benar-benar rindu suasana rumah dan selalu berfikir dapatkah sejenak aku tinggalkan ragaku di Jogja ini dan menerbangkan jiwaku ke Jakarta, bertemu dengan kalian. Rindu pada kebersamaan kita. Rindu pada tiap akhir pekan dimana ayah akan meluangkan waktunya untuk mengantar kita menyegarkan diri dari segala kejenuhan dari semua aktivitas yang kita lakukan. Akupun turut senang jika aku dibelikan sesuatu, tapi berbeda disini dimana aku harus memikirkan sendiri bagaimana mengatur uang yang kalian berikan. Kebutuhanku disini sangat banyak, tiap minggu ada saja pengeluaran lebih dari uang untuk makanku setiap harinya sebagai sarana kuliahku. Selalu terfikir untuk membeli barang-barang baru untuk memenuhi hasrat belanjaku, tapi selalu kufikirkan ratusan kali, karena aku tidak tega membuang uang itu demi keperluan pribadiku sendiri. Aku mungkin akan terlalu banyak membuang uang kalian, oleh sebab itu aku akan tau diri, aku sangat berharap aku bisa menghasilkan uangku sendiri, meskipun dengan keuntungan yang awalnya sedikit.
Hal terpenting lainnya yang harus aku ungkapkan adalah masalah inti, yaitu kuliahku. Aku tau aku banyak mengeluh. Aku tau mungkin kalian hanya sedikit mendengar keluhanku, tapi aku harap kalian mengerti. Aku mungkin bukanlah satu-satunya orang disini yang merasakan hal itu. Semua benar-benar sibuk mengerjakan tugas yang harus dipenuhi dalam waktu yang singkat. Ya, aku tidak sendiri tentunya merasakan hal ini. Aku tau, disini aku tidak bisa sehebat apa yang aku lakukan tahun lalu, tapi setidaknya aku mencoba mengawali semua dengan semua teman-temanku di jurusan ini. Bedanya ada diantara kami yang memang ada yang sudah sangat hebat dalam menggambar. Tapi lagi-lagi aku tidak hanya sendiri diantara mereka yang tidak bisa. Aku berusaha menyenangkan diriku sendiri disini karena memang ini yang aku inginkan sejak kecil bukan? Menjadi seorang arsitek. Aku sangat berharap kalian akan terus mendukungku. Bukankan menjadi ‘sesuatu’ haruslah melewati serangkaian proses dari tidak bisa menjadi bisa? Aku bukan tidak ingin kembali ke jurusan lamaku… Aku tau dengan berada disana aku dapat pulang dan menjumpai kalian lebih sering, aku juga hanya tinggal mengasah apa yang sudah aku bisa, tapi aku tidak mau itu. Aku suka tantangan, dan aku menjumpai itu disini (meski menurutku tantangan itu sudah sangat lebih dari apa yang aku harapkan) tapi aku yakin aku harus bisa menghadapi itu semua. Doakan aku selalu agar bisa membanggakan kalian kelak. Aku anak yang tau balas budi, biarkan aku membalas semua yang telah kalian korbankan… Bukan maksudku membayar lagi apa yang telah kalian keluarkan selama ini hanya untukku, aku hanya ingin semua yang telah kalian investasikan tersebut tentunya tidak hanya bermanfaat untukku saja, tapi juga akan bermanfaat untuk kalian kelak.
Aku akan mengukuhkan diriku untuk terus bersemangat disini, karena kadang sudah tidak lagi motivator yang dapat kupercaya, selain diriku sendiri. Aku akan berubah, tentunya menjadi anak yang lebih baik lagi. Kalian juga pernah merasakan menjadi mahasiswa bukan? Aku tak yakin kalau kalian tidak pernah merasa malas ataupun bosan dan jenuh. Sesekali perasaan itu pasti menyerang. Tapi kalian saja bisa, kenapa aku tidak? Aku yakin doa kalian selalu menyertai, terima kasih untuk itu semua…
Salam rinduku terdalam,
Tsiasti – Kesetiaan Agus & Siti
(yang singkatannya terus menggelitik teman-temanku)
No comments:
Post a Comment